Kamis, 03 Maret 2011

makalah sejarah ekonomi


MAKALAH
PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA
MASA KUNO DAN KOLONIAL

Disusun sebagai tugas mata kuliah Sejarah Ekonomi Indonesia
Dosen pengampu : Yyfr. Sunarjan

Oleh:
Nama               : Fajar P. Kinasih
NIM                : 3101407068
Rombel            : 02
Prodi               : Pendidikan Sejarah

JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada sebelum tahun 1500an di Indonesia sudah terjadi perdagangan, baik dalam negeri maupun dengan negara lain. Dalam hal ini, negara lain dapat berarti Negara diluar kepulauan Indonesia yang kita kenal sekarang maupun dalam arti dengan antar kerajaan yang masih dalam satu lingkup kepulauan Indonesia. Sejak abad kedua masehi, Indonesia bahkan sudah mulai mempunyai hubungan perdagangan dengan India dan Tiongkok. (Burger, 1960:15)
Alat transportasi utama dalam perdagangan ketika itu adalah perahu atau kapal. Pelayaran merupakan sarana paling mudah dan paling baik yang dilakukan ketika itu, dengan alasan antara lain:
Ø  Banyaknya perampokan di jalur darat
Ø  Adanya kewajiban membayar pajak dari kawasan-kawasan yang harus dilalui
Ø  Kondisi alam
Ø  Terbatasnya jumlah barang yang harus dibawa
Ø  Semakin majunya IPTEK dibidang perkapalan dan astronomi
Ø  Adanya jaringan yang menghubungkan sepanjang pantai sebagai jalur perdagangan
Sedangkan pada jalur darat, jalan yang dilalui disebut “jalur sutra”, jalur ini dimulai dari Tiongkok, melalui Asia Tengah dan Turkestan, sampai Laut Tengah. Perhubungan darat antara Tiongkok dan India dengan Eropa sudah terkenal semenjak tahun 500 sebelum masehi. Jalan darat ini adalah jalan paling tua.
            Jalan yang melalui laut yang juga melewati Indonesia ialah berawal dari Tiongkok dan Indonesia, melalui Selat Malaka, ke India, dari sini ada dua jalur; jalur pertama ke Teluk Persia, melalui Syria ke Laut Tengah, Jalur kedua ke Laut Merah, melalui Mesir, kemudian ke Laut Tengah.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana perdagangan luar negeri Indonesia pada jaman kuno?
2.      Bagaimana perdagangan luar negeri Indonesia pada masa Hindia Belanda?


PEMBAHASAN
A.    Perdagangan Luar Negeri Indonesia Pada Jaman Kuno
Pada masa kuno masyarakat yang bertempat tinggal di kepulauan yang kita sebut Indonesia sekarang ini sudah mulai terdapat perdagangan. Seperti juga di daerah-daerah lain, barter merupakan sistem perdagangan yang pertama kali dilakukan. Menjelang abad kedua masehi, Indonesia mulai melakukan perdagangan Internasional, khususnya ke India dan Tiongkok. Dalam hubungan perdagangannya dengan India, Indonesia terpengaruh dengan budaya dan agama Hindu Budha.
Kemudian pada abad kelima dan keenam, Indonesia mengirirm utusan-utusan ke Tiongkok. Memasuki abad ketujuh terdapat perhubungan laut yang tetap antara India dengan Tiongkok melalui Indonesia.(Burger, 1960:28). Indonesia juga turut melakukan perdagangan melalui jalan ini. Komoditas utama perdagangan Indonesia adalah rempah-rempah, yaitu lada dari Sumatera, cengkih dan buah pala dari Indonesia Timur, jenis kayu yang berharga (terutama dari pulau-pulau sunda kecil) serta hasil-hasil hutan lainnya, seperti kapur barus dari Sumatera, dan lain-lain.
Sejak jaman kuno, perdagangan Indonesia sudah sangat terkenal di luar negeri, baik di luar kepulauan Indonesia maupun dalam kepulauan Indonesia sendiri, sebab perdagangan antar kerajaan itu sudah termasuk perdagangan luar negeri, sebab saat itu belum terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti sekarang ini, misalnya perdagangan antara kerajaan Demak dengan kerajaan Aceh, itu dapat dikatakan perdagangan antar negara. Sejak abad kelima dan keenam kerajaan yang berkembang pesat dalam bidang perdagangan salah satunya adalah kerajaan Melayu Hindu, Sriwijaya. Kerajaan ini terletak di sekitar Palembang, di Sumatera bagian tengah.
Kerajaan Sriwijaya adalah suatu kerajaan maritim yang sangat maju dibidang perniagaan. Kekuasaan dan kejayaannya disebabkan oleh perdagangan internasional melalui Selat Malaka, yang menjadi jalur perdagangan dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa yang sejak kurang lebih lima belas abad lamanya memepunyai arti penting dalam sejarah perdagangan dunia.
Banyak utusan yang dikirim dari Sriwijaya dan Jawa yang dikirim ke Tiongkok, misalnya pada abad ke-7 dari Sriwijaya, dan abad ke-8 dari Jawa. Utusan ini membawa barang-barang yang berharga, yang di Tiongkok dipandang sebagai tanda kebaktian atau upeti. Kaisar Tiongkok juga mengirim hadiah-hadiah mewah. Selain itu utusan-utusan dari Indonesia diberi kesempatan untuk berniaga. Kemudian utusan-utusan tadi diikuti oleh saudagar-saudagar partikelir. Pelayaran dari dan ke Tiongkok biasanya dilakukan dengan kapal-kapal Tionghoa. Begitu juga utusan-utusan dari Indonesia biasanya juga menumpang kapal-kapal Tionghoa. (Burger, 1960:32)
Menjelang tahun 1300an Kerajaan Sriwijaya mulai melemah, hingga akhirnya tahun 1325 peran Sriwijaya sebagai suatu pusat perdagangan internasional berakhir. Selain Sriwijaya, ada pula kerajaan-kerajaan di Indonesia lainnya yang berkembang dalam bidang perdagangan, antara lain Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, serta Kerajaan Mataram. Awalnya kerajaan-kerajaan ini hanya melakukan perdagangan dengan pedagang-pedagang dari Asia Timur dan Asia Selatan, namun setelah pecahnya perang salib yang mengakibatkan jatuhnya Konstantinipel ke tangan Turki, rakyat Indonesia mulai malakukan perdagangan dengan orang-orang Eropa.

B.     Perdagangan Luar Negeri Indonesia Pada Masa Hindia Belanda
Dimulainya perdagangan Indonesia dengan orang-orang Eropa dimulai dari terjadinya perang salib, yang salah satu akibatnya adalah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki. Sejak saat itu Konstantinopel ditutup sebagai jalur perdagangan, seluruh kegiatannya dimonopoli oleh Turki, sehingga orang-orang Eropa tidak dapat lagi membeli barang-barang dari Asia seperti rempah-rempah. Hal ini mengakibatkan terputusnya jalur perdagangan dari Asia ke Eropa. Akibatnya, orang-orang Eropa melakukan pelayaran. Dan yang pertama menginjakan kaki di Indonesia adalah Portugis.
Seabad setelah bangsa portugis, Belanda sampai di Asia. Dan mendarat di Banten tahun 1595 dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Sejak itu banyak pelaut-pelaut Belanda yang datang ke Indonesia. Karena adanya persaingan antara sesama pedagang Belanda maka dibuatlah satu kongsi dagang yang bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie(VOC). Sejak itu perdagangan luar negeri Indonesia hanya berpusat ke Eropa, khususnya negeri Belanda sebab Belanda lama-kelamaan mulai memonopoli perdagangan Indonesia agar tidak melakukan perdagangan dengan Negara lain.


PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perdagangan di Indonesia sudah mulai ada sejak jaman kuno, yang diiawali dengan system tukar menukar barang, yaitu barter. Perdagangan luar negeri Indonesia juga sudah mulai ada sejak abad kedua masehi yaitu dengan negara-negara Asia Timur dan Asia Selatan antara lain Tiongkok dan India.
Perdagangan pada masa kolonial cenderung dimonopoli oleh Belanda, sehingga masyarakat Indonesia tidak diberi kesempatan untuk melakukan perdagangan dengan negara lain.


DAFTAR PUSTAKA
Burger, D H. 1960. Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia. Jakarta: Pradnja Paramita
Ricklefs, H C. 1989. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajahmada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar